7-Eleven akan menggurita hingga 100 outlet di 2012
PT Modern Putra Indonesia selaku pengelola bisnis ritel 7-Eleven, mulai tawarkan konsep waralaba pada awal 2012. Hal ini dilakukan demi mengejar jumlah penambahan outlet hingga menjadi 100 unit di tahun depan dengan fokus di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Direktur Utama PT Modern Putra Indonesia Hendri Honoris, konsep waralaba dipilih sebagai wujud pengembangan wirausahawan baru, khususnya usaha kecil dan menengah di Indonesia. Ia bahkan menggaransi waralaba tidak melulu memerlukan modal besar.
"Modal itu bisa dicari, tapi bukan yang utama melainkan semangat. Kita perusahaan terbuka, jadi bisa mencarinya di capital market. Kalau harus setor modal, itu investasi bukan franchise," jelasnya di Jakarta, Rabu (25/5/2011).
PT Modern Putra Indonesia selaku pengelola bisnis ritel 7-Eleven, mulai tawarkan konsep waralaba pada awal 2012. Hal ini dilakukan demi mengejar jumlah penambahan outlet hingga menjadi 100 unit di tahun depan dengan fokus di Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Direktur Utama PT Modern Putra Indonesia Hendri Honoris, konsep waralaba dipilih sebagai wujud pengembangan wirausahawan baru, khususnya usaha kecil dan menengah di Indonesia. Ia bahkan menggaransi waralaba tidak melulu memerlukan modal besar.
"Modal itu bisa dicari, tapi bukan yang utama melainkan semangat. Kita perusahaan terbuka, jadi bisa mencarinya di capital market. Kalau harus setor modal, itu investasi bukan franchise," jelasnya di Jakarta, Rabu (25/5/2011).
Perseroan menargetkan, pada akhir 2012 jumlah outlet 7-Eleven sudah mencapai 100 unit. Sebanyak 50 outlet perseroan aka dikejar pada tahun 2011.
Namun, untuk menjadi 50 outlet Modern masih memaksimalkan dari permodalan internal dan pinjaman perbankan. Pada periode Mei-Desember ditargetkan akan ada penambahan 19 outlet baru 7-Eleven dari 31 unit yang sudah perseroan miliki.
Anak usaha PT Modern International Tbk (MDRN) ini, sudah menyiapkan dana Rp 150 miliar dalam pengembangan 7-Eleven hingga akhir tahun. Dimana Rp 120 miliar merupakan fasilitas pinjaman dari Bank Sinarmas dan Bank CIMB Niaga.
"Dana ini 80% dari bank, fasilitas yang sudah ready dan siap dicairkan," jelas Direktur Keuangan MDRN, Donny Sutanto.
Hingga kini, perseroan memiliki outlet di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat. Ke depan, wilayah-wilayah strategis dan padat masyarakat menjadi bidikan perseroan untuk outlet baru 7-Eleven.
"Tahun ini tetap akan fokus disana. Atau di remote area Jakarta. Makin lama operasi outlet, kita makin belajar. Kami pakai dana perusahaan sendiri dan bank," papar Hendri.
Menurutnya selama ini bisnis 7-Eleven dapat diterima masyarakat karena menawarkan konsep berbeda. Produk dan model convenience store menjadi andalan dalam memanjakan konsumen di Jakarta, yang bergaya hidup prakits, higienis serta menginginkan kenyamanan.
"Kebutuhan, pasti. Karena Jakarta macet. Gaya hidup juga berubah," terangnya.
Dikatakan Hendri, bisnis ritel macam ini sangat diyakini memiliki prospek menjanjikan. Kebutuhan gaya hidup semakin besar, seperti terjadi di banyak negara di dunia.
"Orang ingin hangout, masak semakin jarang dilakukan. Kami lakukan riset, dan melakukan adjustable," imbuhnya.
Namun, untuk menjadi 50 outlet Modern masih memaksimalkan dari permodalan internal dan pinjaman perbankan. Pada periode Mei-Desember ditargetkan akan ada penambahan 19 outlet baru 7-Eleven dari 31 unit yang sudah perseroan miliki.
Anak usaha PT Modern International Tbk (MDRN) ini, sudah menyiapkan dana Rp 150 miliar dalam pengembangan 7-Eleven hingga akhir tahun. Dimana Rp 120 miliar merupakan fasilitas pinjaman dari Bank Sinarmas dan Bank CIMB Niaga.
"Dana ini 80% dari bank, fasilitas yang sudah ready dan siap dicairkan," jelas Direktur Keuangan MDRN, Donny Sutanto.
Hingga kini, perseroan memiliki outlet di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat. Ke depan, wilayah-wilayah strategis dan padat masyarakat menjadi bidikan perseroan untuk outlet baru 7-Eleven.
"Tahun ini tetap akan fokus disana. Atau di remote area Jakarta. Makin lama operasi outlet, kita makin belajar. Kami pakai dana perusahaan sendiri dan bank," papar Hendri.
Menurutnya selama ini bisnis 7-Eleven dapat diterima masyarakat karena menawarkan konsep berbeda. Produk dan model convenience store menjadi andalan dalam memanjakan konsumen di Jakarta, yang bergaya hidup prakits, higienis serta menginginkan kenyamanan.
"Kebutuhan, pasti. Karena Jakarta macet. Gaya hidup juga berubah," terangnya.
Dikatakan Hendri, bisnis ritel macam ini sangat diyakini memiliki prospek menjanjikan. Kebutuhan gaya hidup semakin besar, seperti terjadi di banyak negara di dunia.
"Orang ingin hangout, masak semakin jarang dilakukan. Kami lakukan riset, dan melakukan adjustable," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar